TEORI
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
adalah dua hal yang tidak akan pernah bisa terlepaskan dari kehidupan
manusia. Apalagi, abad 21 ini adalah era globalisasi dimana hampir semua
kegiatan manusia menggunakan sistem teknologi. Yang mana perkembangan
teknologi sangatlah pesat, dalam hal ini teknologi sangat berpengaruh di
kehidupan sosial kita. jika kita amati lebih jauh, IPTEK sangat
berpengaruh pada kehidupan sosial.
Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat
menyonsong masa depan, sudah diberi kepercayaan yang mendalam. Dia dapat
mempermudah kegiatan manusia, meskipun mempunyai dampak sosial yang
muncul sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu.
Kita misalkan saja manusia yang bisa memanfaatkan IPTEK maka akan
memiliki status pendidikan yang tinggi. Oleh karena itu orang yang
berpendidikan tinggi identik dengan status sosial yang tinggi. jika
status sosial seseorang tinggi maka tingkat kemakmurannya juga akan
tinggi pula. Untuk itulah jika diamati dengan seksama maka terdapat
hubungan yang sangat kuat antara IPTEK dengan kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat maka akan meliputi kemakmuran dan
kemiskinan. Bilamana masyarakat bisa makmur apabila berhasil mengikuti
dan menggunakan perkembangan IPTEK maka masyarakat tersebut termasuk
masyarakat yang sejahterah, dan sebaliknya, masyarakat yang tidak dapat
mengikuti IPTEK dengan baik maka terjadi kemiskinan.
Kemiskinan sendiri merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,
sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi
fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan makmur. Berbicara tentang
kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan lain, seperti persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan
sosial dan persoalan yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan
(ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi
kemiskinan di tengah masyarakat.
Kemiskinan memang menjadi masalah yang serius dalam menghadang
kemajuan IPTEK. Hal ini disebabkan, masyarakat miskin dipastikan tidak
akan bisa menikmati kemajuan teknologi. Malah yang terjadi masyarakat
miskin akan menghambat perkembangan teknologi. Bukan hanya itu saja,
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memberikan dampak dalam sektor ekonomi
sehingga masyarakat akan terseleksi dan membuat mereka menjadi miskin
ketika dampak IPTEK mulai merajarela.
Untuk itulah, perlu adanya pemahaman yang mendalam antara Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan kemiskinan serta kemakmuran
masyarakat sehingga ada kemungkinan muncul sebuah kesalahan persepsi
mengenai IPTEK yang sangat erat kaitannya dengan kemunculan kemiskinan
yang terus berkelanjutan.
KETERKAITAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN
source:
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
dampak positif, namun apabila masyarakat tidak bisa menyesuaikan diri
maka ilmu pengetahuan dan penguasaan masyarakat akan rendah, akibatnya
masyarakat tersebut akan dilanda kemiskinan. Namun, apabila masyarakat
mampu beradaptasi dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, niscaya masyarakat akan mampu bersaing dan bertahan di era
globalisasi ini.
Jadi keterkaitan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kemiskinan sangat erat, serta berbanding lurus, yang
artinya, semakin dikuasainya ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan
semakin berkualitas tingkat eknominya, begitu pula sebaliknya, semakin
sedikit ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki, maka kemiskinan
akan melandanya.
Ilmu Pengetahuan
1. Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat
umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil
tertentu menurut kaidah-kaidah umum. (Nazir, 1988)
2. konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal, yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan dapat disistematisasi (Shapere, 1974)
3. Pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial (Schulz, 1962)
4. ilmu tidak hanya merupakan satu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis, tetapi juga merupakan suatu metodologi
2. konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal, yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan dapat disistematisasi (Shapere, 1974)
3. Pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial (Schulz, 1962)
4. ilmu tidak hanya merupakan satu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis, tetapi juga merupakan suatu metodologi
Empat pengertian di atas dapatlah
disimpulkan bahwa ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu
hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan
masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Itu artinya
bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang menjadi
objek kajian dari ilmu terkait.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah
berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan
inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan
tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang lebih menekankan
pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris
atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan
melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan
rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi
pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan
segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi
manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering
dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan
pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Selain pengetahuan empiris, ada pula
pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal
sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang
bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan
tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan
melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah
pemikiran logis akal budi. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat
yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk,
tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip
dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau
berguna.
Ilmu Pengetahuan adalah suatu proses
pemikiran dan analisis yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten.
Hasilnya dari ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dengan percobaan yang
transparan dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis
amat luas, mencakup persoalan yang sifatnya supermakro, makro dan mikro.
Hal ini jelas terlihat, misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia,
kedokteran, pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan sebagainya. “Ilmu
pengetahuan” lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari
dua kata, “ilmu“ dan “pengetahuan“, yang masing-masing punya identities
sendiri-sendiri.
Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa
ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh
dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis,
rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan
sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam
pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles,
bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat
merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan
sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan
merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai macam
pandangan tentang pengetahuan diperoleh sumber-sumber pengetahuan
berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi, pengalaman, sintesis budi,
atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang
pasti.
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
1. Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki
tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ;
ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah
merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun
menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa
yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang
menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan
objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen aksiologis adalah asas
menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan
objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material
sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek
formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang
menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek
ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan
pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang
mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian
menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis,
sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian
kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari
berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi
arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri
sebagai dasar untuk langkah selanjutnya.
Teknologi
Dalam konsep yang pragmatis dengan
kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan
(body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts )
yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut
cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan
ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara
konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara
luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial
pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi
itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene
Stanley, 1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam
masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap
bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam
tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan
teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah
teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk
memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara
rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan)
dalam setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul
adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang
distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
Fenomena teknik pada masyarakat terkini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang denan pesat
meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik
digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik meluputi bidang ekonomi,
artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik,
mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
Alvin Tofler (1970) mengumpakana
teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah akselarator (alat
pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya.
Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualtiatif,
maka kiat meningkat pula proses akselerasi yagn ditimbulkan oleh
mesinpengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang
lebih banyak dan lebih baik lagi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat
dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan
sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai
kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan,
pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.
Garis kemiskinan yang menentukan batas
minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa
dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok
yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan
sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi
atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan
ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi
pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif
manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi
pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup
sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan
iklim dan lingkungan yang dialaminya.
Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang
dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan
pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan
oleh tingkat pendapatan minilam ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan
desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973) ( berapa sekarang ? ).
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsure :
1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan. Yang relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Selain disebabkan oleh hal – hal tersebut, juga dimanfaatkan oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yagn membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan. Yang relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Selain disebabkan oleh hal – hal tersebut, juga dimanfaatkan oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yagn membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.
- Kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
- Kurangnya kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
- Kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
DAMPAK IPTEK TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT
Keadaan umat manusia kini sangat berbeda dengan peradaban zaman dulu,
misalnya peradaban Mesir Kuno, Yunani Kuno, Romawi atau peradaban di
daratan Cina. Faktor utama yang menyebabkan perbedaan itu ialah
pertumbuhan penduduk, sains dan teknologi. Sains teknologi membawa
kemudahan, kemakmuran dan kenyamanan, sedangkan teknologi komunikasi
membuat interdepensi secara global yang semakin meningkat.
Namun begitu, sains teknologi juga membawa segi-segi yang negatif. Salah
satunya adalah perkembangan dunia akhir-akhir ini yang menunjukkan
kecenderungan yang sangat memprihatinkan akibat kesalahan dalam
pemanfaatan kamajuan sains dan teknologi.
Sebagaimana kita ketahui, di papua terjadi penambangan besar besaran
bahan tambang yang di pelopori oleh Freeport dengan menggunakan
teknologi canggihnya. Di lansir dari majalahtambang.com
disebutkan bahwa keuntungan PT Freeport Indonesia yang sahamnya 90%
dipegang asing(pihak Amarika) mendapat keuntungan lebih dari 400
Triliyun rupiah. Ini berbanding terbalik dengan para pekerja papua di PT
Freeport yang masih memiliki latar belakang ekonomi menengah kebawah
yang tidak bisa menikmati hasil dari kemajuan teknologi (penambangan
papua yang menggunakan teknologi penambangan canggih sehingga hasil
tambang dengan mudah di dapatkan). Bahkan, sisa atau bekas tambang PT
Freeport telah membuat pulau papua menjadi rusak wilayah hutannya di
akibatkan pengrusakan untuk percepat penambangan di pulau papua.
Sehingga ini menjadi bukti bahwa perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan dapat merusak alam dan tidak semua masyarakat bisa merasakan
manfaat dari perkembangan teknologi yang sedang berkembang. Namun,
berbeda bagi mereka yang menjadi bos bos di freeport yang secara
langsung mendapatkan keuntungan atau manfaat dari perkembangan IPTEK di
dalam bidang pertambangan.
MENGOPTIMALKAN IPTEK UNTUK KEHIDUPAN DAN KEMAKMURAN MASYARAKAT
Ibaratkan sebuah pedang bermata pisau, itulah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Apabila di gunakan dengan optimal serta menggunakannya dengan baik maka akan membuat masyarakat menjadi makmur, menjadikan masyarakat lebih maju. Dengan begitu IPTEK akan memajukan masyarakat dari berbagai sektor. Misalkan saja dari sektor ekonomi dengan penemuan teknologi untuk mempercepat hasil pertanian yang membuat keuntungan masyarakat bertambah. Dari sektor sosial, jika IPTEK dapat di optimalkan dengan baik maka setiap masyarakat akan memiliki kelas sosial yang lebih tinggi sehingga akan bisa lebih dihormati oleh orang lain.
Penggunaan IPTEK juga harus di sesuaikan dengan berbagai faktor yang ada sehingga tidak bertentangan juga dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman antara masyarakat dari golongan pemakai IPTEK dengan masyarakat yang belum terlalu memakai IPTEK dalam kehidupan mereka.
MENGOPTIMALKAN IPTEK UNTUK KEHIDUPAN DAN KEMAKMURAN MASYARAKAT
Ibaratkan sebuah pedang bermata pisau, itulah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Apabila di gunakan dengan optimal serta menggunakannya dengan baik maka akan membuat masyarakat menjadi makmur, menjadikan masyarakat lebih maju. Dengan begitu IPTEK akan memajukan masyarakat dari berbagai sektor. Misalkan saja dari sektor ekonomi dengan penemuan teknologi untuk mempercepat hasil pertanian yang membuat keuntungan masyarakat bertambah. Dari sektor sosial, jika IPTEK dapat di optimalkan dengan baik maka setiap masyarakat akan memiliki kelas sosial yang lebih tinggi sehingga akan bisa lebih dihormati oleh orang lain.
Penggunaan IPTEK juga harus di sesuaikan dengan berbagai faktor yang ada sehingga tidak bertentangan juga dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman antara masyarakat dari golongan pemakai IPTEK dengan masyarakat yang belum terlalu memakai IPTEK dalam kehidupan mereka.
Kesimpulan
Ilmu pengetahuan, teknologi dan
kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh
manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi
dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam serta
memenuhi kebutuhan pokok manusia.
Ilmu pengetahuan, teknologi serta
kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja
yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era
globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak
menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan
teknologi di zaman ini.
Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi di zaman ini.
Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi di zaman ini.
https://nabillanurfadliana.wordpress.com/2016/01/12/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
https://bagasardian.wordpress.com/2016/01/14/makalah-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
http://immanuelangga.blogspot.com/2016/01/makalah-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
Comments
Post a Comment